Ø
Pengajaran
pendidikan ilmu-ilmu sosial dengan studi kasus
Pengajaran
disiplin ilmu-ilmu sosial suatu kasus dapat berupa informasi yang terjadi pada
saat itu misalnya dapat melalui media cetak, media elektronik, dan sumber
informasi lainnya. Dalam pengajaran disiplin ilmu-ilmu sosial suatu kasus juga
dapat di kembangkan oleh guru namun disesuaikan dengan pokok masalah yang
sedang di bahas. Dalam hal ini guru memiliki banyak kebebasan dalam
mengembangkan kasusnya tetapi tetap harus berpegangan pada berfikir tingkat
tinggi yang akan di capai dalam pokok bahasan.
Suatu
kasus merupakan sesuatu yang baru bagi siswa untuk mengetahui pengetahuan,
pemahaman, dan pengalaman yang dimiliki dan merupakan tantangan berfikir bagi
siswa. Pengajaran dengan menggunakan studi kasus mengharapkan siswa
berpartisipasi aktif dalam proses berfikir dan mencari informasi baru di luar
kelas entah itu melalui buku pelajaran dan lain sebagainya.
Gilliom
berpendapat bahwa ada 9 jenis studi kasus antara lain:
1)
Kasus pengadilan
Dalam hal ini kasus pengadilan selalu berhubungan dengan keputusan
pengadilan yang satu dengan yang lainnya, misalkan dari pengadilan Negeri
sampai keputusan Mahkama Agung. Kasus pengadilan hendaknya sesuatu yang
mengundang perdepatan atau perbincangan dalam masyarakat, bukan kasus yang
wajar dan biasa di dengar oleh masyarakat.
2)
Episode terbuka
Pengajaran yang terjadi dalan studi kasus hendaknya di lakukan dengan
cara runtut, berhubungan satu sama lain dan bersifat terbuka dalam penyampaian
materi yang di sampaikan oleh guru.
3)
Uraian tafsiran
Uraian tafsiran menggambarkan penafsiran penulis tentang suatu peristiwa
untuk mempengaruhi pendapat umum, misalnya melalui editoral, artikel, dan
tulisan epas lainnya.
4)
Dasar dokumen
Dimana dasar dokumen merupakan suatu kasus yang berasal dari materi
tertulis yang memiliki nilai pribadi, hukum, ataupun sejarah.
5)
Memoir
Pada umunya memoir merupakan suatu dokumen yang bersifat pribadi yang
menggambarkan pengalaman seseorang.
6)
Laporan saksi mata
Laporan saksi mata dapat berupa rekaman yang di buat oleh seseorang yang
menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut. Apabila sekolah memiliki
peralatan yang sesuai maka rekaman tersebut tidak hanya dalam bentuk tulisan
melainkan dalam bentuk foto, rekaman audio dan video. Laporan saksi mata dapat
di gunakan untuk mengembangkan sikap, nilai, moral dan pengembangan kemampuan
untuk menari kesimpulan dari laporan.
7)
Vignet atau Vignettes
Dalam hal ini vignet dapat di gunakan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir analisis dalam pengajaran setiap disiplin ilmu, dimana di dalamnya
terjadi hubungan antara peristiwa satu dengan lainnya.
8)
Kronix
Kronix merupakan catatan peristiwa berdasarkan urutan waktu. Kronix dapat
bermanfaat untuk pengembangan kemampuan berfikir siswa dengan mengolah
informasi yang di dapatnya.
9)
Uraian atau Narasi
Narasi merupakan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dan memiliki
sifat hipotesis. Narasi dibuat untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam
analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi.
Studi
kasus dapat di gunakan dalam pengajaran disiplin ilmu-ilmu sosial apapun,
bahkan studi kasus dapat di gunakan untuk pengajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ketatanegaraan. Dalam pengajaran dengan
menggunakan studi kasus guru dapat menentukan pokok atau sub pokok bahasan,
kemudian guru mengembangkan tujuan pembelajaran dengan kemapuan mengumpulkan
dan merangkai informasi dari berbagai sumber. Setelah mengembangkan materi
pokok pelajaran kemudian guru memilih kasus yang akan di ambil untuk
mengembangkan proses belajar mengajar dengan penilaian.
Ø
Pengajaran
ilmu-ilmu sosial melalui isu kontroversial
Pengajaran
melalui isu kontoversial merupakan sesuatu yang alamiah dalam pendidikan
ilmu-ilmu sosial karena isu kontoversial dari beberapa pendapat orang lain
dapat melahirkan pendapat yang baru dan lebih baik, serta didalamnya terjadi
proses analogis dan sintesis dalam berfikir. Dalam hal ini guru memiliki
wewenang untuk memilih isu kontoversial, dimana isu tersebut tidak boleh
menimbulkan pertentangan suku, agama atau ras, hendaknya isu kontoversial dekat
dengan kehidupan siswa, serta isu tersebut sudah menjadi milik masyarakat
setempat. Guru di harapkan tidak mengungkapkan banyak isu yang berbeda-beda.
Ø
Pengajaran ilmu-ilmu sosial mengenai konsep
Pengajaran
melalui konsep dapat di kembangkan melalui kemampuan kognitif dari tingkat yang
paling rendah hingga yang tertinggi, melalui ingatan dan pemahaman berfikir.
Pengajaran konsep dapat di lakukan melalui pendekatan induktif kegiatannya di
mulai dari kajian terhadap fenomena sosial untuk mendapatkan informasi sehingga
dapat di kembangkan menjadi fakta, sedangkan
pendekatan deduktif kegiatan pengajarannya di mulai dengan definisi
suatu konsep sehingga menemukan fakta-fakta yang di anggap dalam bagian konsep.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar