PENDIDIKAN
TINGGI DAN FENOMENA PERCEPATAN
29-07-2013
Sebuah
Fakta Tentang Dunia Pendidikan Yang Aku Kembali Temui......
Pendidikan
adalah proses untuk memanusiakan Manusia, proses menurut definisi operasional
dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alur yang dimulai dari awal dari
tahap ke tahap untuk menghasilkan sesuatu.
Konsep
proses ini adalah rangkaian alur untuk mengsilkan sesuatu dalam upaya
mendapatkan hasil secara baik dan menyeluruh. Inilah yang seharusnya dipahami
oleh setiap civitas akademika. Baik swasta maupun negeri. Fakta yang sangat
mengejutkan saya temukan di salah satu universitas negeri dengan basi pengembangan
kalian sains terapan. Saya bertanya pada salah satu mahasiswa yang sedang
menyelesaikan tugas akhir, fakta yang sangat mencengangkan adalah. waktu tempuh
yang sangat singkat dengan konsultasi bimbingan yang kurang memadai yang
membuat saya berfikir. Apakah mungkin dengan waktu tempuh penelitian 2bulan
plus bimbingan serta revisi mampu menciptakan tenaga profesional yang
berkompetensi dalam bidang nya?.
Proses
metode pengembangan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia kembali perlu di
tinjau ulang. Bukan lagi metode instan asal lulus, yang sekarang menjadi tren
dimasyarakat. Bukan keahlian yang mumpuni tetapi cepat tidaknya seseorang mampu
menyelesaikan waktu Studynya.. meskipun dengan penuh rekayasa. Inilah yang
menjadi dilema dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah sebagai
fasilitator dan mediator dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia harus
mampu mengayomi lembaga lembaga pendidikan yang dalam satu aturan waktu yang
sama. Sehingga perkembangan pendidikan Tinggi di negeri ini mampu menjawab dan
memberikan kompetensi yang sangat mumpuni, mampu menjadi ahli yang benar benar
ahli di bidang keahlian yang dia tekuni.
Ada
pepatah yang mengungkapkan hal ini.”teori yang salah, praktek tidak mungkin
benar”, konsep ini yang kurang dipahami oleh sebagian besar pendidik di
Indonesia. Sehingga banyak Instanti yang menggunakan segala cara untuk terus
meningkatkan jumlah lulsannya tanpa memperdulikan seberapa bagus kualitas
lulusannya. Banyak hal yang harus di evaluasi dalam konteks kewilayahan
menyeluruh, diberbagai aspek dunia pendidikan yang penuh dengan konspirasi yang
masif, yang sudah membudaya dalam masyarakat dan manset civitas akademika di
seluruh negeri ini.
Konsep
segalanya instan inilah yang membuat pendidikan di negeri ini tidak akan pernah
berkembang. Meskipun digelontorkan triliunan dana dari pemerintah tetap tidak
berkembang. Orientasi bukan lagi kualitas lulusan tetapi kuantitas lulusan
sebanyak mungkin yang menjadi orientasi banyak perguruan tinggi swasta maupun
negeri di Indonesia.
Jika
sistem ini terus menenrus dipertuan di Negeri ini, bukan tidak mungkin semakin
banyak pengangguran di Indonesia yang muncul. Solusi atas permasalahan ini
adalah ditetapkan nya standarisasi mutu yang jelas antara Universitas dan
Politeknik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Semakin banyak
universitas yang mengembangkan sistem Instan di Indonesia semakin buruk
kualitas lulusan ahli di negeri ini.
Fakta
mengejutkan tentang sistem pendidikan di Indonesia yang saya temui membuat saya
menyadari bahwa ada hal yang sangat mendasar yang perlu di kaji ulang di negeri
ini. Tahun 2011 jumlah lulusan dikabupaten ember saja di salah satu Universitas
Negeri berjumlah 1200 orang dalam satu kali tahun wisuda.. adalah dijember saja
data Dinas pendidikan tinggi jumlah universitas adalah 8 Universitas. Berarti
kadal lebih dari 2000 mahasiswa dari berbagai jurusan yang lulus di satu tahun
wisuda. Hal ini diperparah dengan adanya lembaga non-gelar yang muncul di
kabupaten ini. Data tahun 2012 jumlah lembaga non-gelar di berbagai bidang
keahlian adalah 20 lembaga data ini diambil dari Dinas pendidikan kab.Jember.
Dengan
jumlah sebanyak itu dan tingkat persaingan kerja yang sangat tinggi maka
bukankah seharusnya kualitas lulusan yang semakin tinggi. Ini Lah kompetensi
yang harus di gembleng dalam diri setiap mahasiswa dan lulusan.
Catatan seorang pengangguran
TTD
Moh.habibi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar