Selasa, 30 Juli 2013

sebuah fakta terselubung

PENDIDIKAN TINGGI DAN FENOMENA PERCEPATAN
29-07-2013
Sebuah Fakta Tentang Dunia Pendidikan Yang Aku Kembali Temui......
Pendidikan adalah proses untuk memanusiakan Manusia, proses menurut definisi operasional dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alur yang dimulai dari awal dari tahap ke tahap untuk menghasilkan sesuatu.
Konsep proses ini adalah rangkaian alur untuk mengsilkan sesuatu dalam upaya mendapatkan hasil secara baik dan menyeluruh. Inilah yang seharusnya dipahami oleh setiap civitas akademika. Baik swasta maupun negeri. Fakta yang sangat mengejutkan saya temukan di salah satu universitas negeri dengan basi pengembangan kalian sains terapan. Saya bertanya pada salah satu mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir, fakta yang sangat mencengangkan adalah. waktu tempuh yang sangat singkat dengan konsultasi bimbingan yang kurang memadai yang membuat saya berfikir. Apakah mungkin dengan waktu tempuh penelitian 2bulan plus bimbingan serta revisi mampu menciptakan tenaga profesional yang berkompetensi dalam bidang nya?.
Proses metode pengembangan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia kembali perlu di tinjau ulang. Bukan lagi metode instan asal lulus, yang sekarang menjadi tren dimasyarakat. Bukan keahlian yang mumpuni tetapi cepat tidaknya seseorang mampu menyelesaikan waktu Studynya.. meskipun dengan penuh rekayasa. Inilah yang menjadi dilema dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah sebagai fasilitator dan mediator dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia harus mampu mengayomi lembaga lembaga pendidikan yang dalam satu aturan waktu yang sama. Sehingga perkembangan pendidikan Tinggi di negeri ini mampu menjawab dan memberikan kompetensi yang sangat mumpuni, mampu menjadi ahli yang benar benar ahli di bidang keahlian yang dia tekuni.
Ada pepatah yang mengungkapkan hal ini.”teori yang salah, praktek tidak mungkin benar”, konsep ini yang kurang dipahami oleh sebagian besar pendidik di Indonesia. Sehingga banyak Instanti yang menggunakan segala cara untuk terus meningkatkan jumlah lulsannya tanpa memperdulikan seberapa bagus kualitas lulusannya. Banyak hal yang harus di evaluasi dalam konteks kewilayahan menyeluruh, diberbagai aspek dunia pendidikan yang penuh dengan konspirasi yang masif, yang sudah membudaya dalam masyarakat dan manset civitas akademika di seluruh negeri ini.
Konsep segalanya instan inilah yang membuat pendidikan di negeri ini tidak akan pernah berkembang. Meskipun digelontorkan triliunan dana dari pemerintah tetap tidak berkembang. Orientasi bukan lagi kualitas lulusan tetapi kuantitas lulusan sebanyak mungkin yang menjadi orientasi banyak perguruan tinggi swasta maupun negeri di Indonesia.
Jika sistem ini terus menenrus dipertuan di Negeri ini, bukan tidak mungkin semakin banyak pengangguran di Indonesia yang muncul. Solusi atas permasalahan ini adalah ditetapkan nya standarisasi mutu yang jelas antara Universitas dan Politeknik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Semakin banyak universitas yang mengembangkan sistem Instan di Indonesia semakin buruk kualitas lulusan ahli di negeri ini.
Fakta mengejutkan tentang sistem pendidikan di Indonesia yang saya temui membuat saya menyadari bahwa ada hal yang sangat mendasar yang perlu di kaji ulang di negeri ini. Tahun 2011 jumlah lulusan dikabupaten ember saja di salah satu Universitas Negeri berjumlah 1200 orang dalam satu kali tahun wisuda.. adalah dijember saja data Dinas pendidikan tinggi jumlah universitas adalah 8 Universitas. Berarti kadal lebih dari 2000 mahasiswa dari berbagai jurusan yang lulus di satu tahun wisuda. Hal ini diperparah dengan adanya lembaga non-gelar yang muncul di kabupaten ini. Data tahun 2012 jumlah lembaga non-gelar di berbagai bidang keahlian adalah 20 lembaga data ini diambil dari Dinas pendidikan kab.Jember.
Dengan jumlah sebanyak itu dan tingkat persaingan kerja yang sangat tinggi maka bukankah seharusnya kualitas lulusan yang semakin tinggi. Ini Lah kompetensi yang harus di gembleng dalam diri setiap mahasiswa dan lulusan.


Catatan seorang pengangguran
TTD



Moh.habibi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar