1.1 Latar
Belakang
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki
posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada
kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan,
maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui
pemikiran dan penelitian secara mendalam
Dan pada dasarnya kurikulum
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponenKomponen-komponen
kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji
buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat
mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen-komponen kurikulum
yang lain. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3)
disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek
pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan
pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya,
seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah
memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini
dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada
setiap jenjang pendidikan.
Pada dasarnya
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah
atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau
pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi
sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses
pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai
suatu pedoman belajar.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 1975 ?
1.2.2
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 1984 ?
1.2.3
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 1994 ?
1.2.4
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 2004 ?
1.2.5
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 2006 ?
1.2.6
Bagaimanakah
kurikulum sejarah tahun 2013 ?
1.3 Tujuan
1.3.1
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 1975
1.3.2
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 1984
1.3.3
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 1994
1.3.4
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 2004
1.3.5
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 2006
1.3.6
Untuk
mengetahui kurikulum sejarah tahun 2013
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kurikulum
tahun 1975
Tujuan kurikulum 1975 adalah:
Agar pendidikan lebih efektif dan efesien, yang
mempengaruhinya adalah konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by
Objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini
dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.
Ruang lingkup kajiannya adalah :
Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat,
gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua lingkup
pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak
hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi
juga untuk
Dalam
menyusun dan membakukan kurikulum 1975 digunakan
beberapa prinsip yang memungkinkan sistem pendidikan di sekolah benar-benar lebih efisien dan efektif.
Prinsip-prinsip itu adalah :
1.
Prinsip Fleksibilitas Program
2.
Prinsip Efektifitas dan Efisiensi
3.
Prinsip Berorientasi pada Tujuan
4.
Prinsip Kontuinitas, dan
5.
Prinsip Pendidikan Seumur Hidup.
Kurikulum SMP 1975 tersusun
atas 3 (tiga) macam program pendidikan:
1. Program Pendidikan Umum;
2. Program Pendidikan Akademis;
3. Program Pendidikan Keterampilan.
Program pendidikan umum wajib diikuti oleh semua siswa dan
meliputi:
Pendidikan Agama;
Pendidikan Moral Pancasila;
Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan;
Pendidikan Kesenian.
Program pendidikan akademis wajib
diikuti oleh semua siswa dan meliputi:
Bahasa Indonesia;
Bahasa Daerah;
Bahasa Inggris;
Ilmu Pengatahuan Sosial;
Matematika;
Ilmu
Pengetahuan Alam.
Program pendidikan keterampilan terdiri atas:
·
Pendidikan Keterampilan Pilihan Terikat, yang dapat dipilih di antara:
1.
Praktik Pendidikan Kesejahteraan Keluarga;
2.
Teknik
3.
Jasa;
4.
Agraria;
5.
Maritim;
6.
Industri;
7.
Kerajinan.
·
Pendidikan Keterampilan Pilihan Bebas, yang dapat dipilih di antara:
1.
Praktikum Ilmu Alam;
2.
Praktikum Ilmu Hayat;
3.
Konversasi-diskusi;
4.
Olahraga Prestasi;
5.
Kesenian;
6.
Usaha Kesehatan Sekolah
Dalam
Kurikulum SMP 1975 dinyatakan bahwa pendidikan kependudukan diintegrasikan ke
dalam bidang studi yang relevan. Jam
pelajaran untuk setiap minggu untuk setiap kelas berjumlah 37 dengan ketentuan bagi kelas yang memberikan pelajaran bahasa daerah, jam
pelajaran setiap minggu berjumlah 39.
Alokasi waktu untuk setiap bidang studi adalah seperti
tampak pada tabel berikut:
Kurikulum 1975
Tabel.
Struktur Kurikulum SMP 1975
Program
|
Bidang Studi
|
Kelas
|
I
|
II
|
III
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pend. Moral Pancasila
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
Olahraga & Kesehatan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4.
Kesenian
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Sub Jumlah
|
9
|
9
|
9
|
9
|
9
|
9
|
|
Akademik
|
5.
Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
5
|
4
|
4
|
6.
Bahasa Daerah*)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
-
|
-
|
7.
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
8.
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
9.
Matematika
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
10. Ilmu Pengetahuan Alam
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Sub Jumlah
|
22
|
22
|
22
|
22
|
22
|
22
|
Sub Jumlah**)
|
24
|
24
|
24
|
24
|
24
|
24
|
|
Pendidikan Keterampilan
|
11. Pilihan Terikat
|
6
|
-
|
6
|
-
|
6
|
-
|
12. Pilihan Bebas
|
-
|
6
|
-
|
6
|
-
|
6
|
Jumlah jam pelajaran per minggu
|
37
|
37
|
37
|
37
|
37
|
37
|
Jumlah jam pelajaran per minggu**)
|
39
|
39
|
39
|
39
|
39
|
39
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.2 Kurikulum tahun 1984
Yang membedakan dengan kurikulum 1975 dalam struktur
program, adalah masuknya mata pelajaran
PSPB pada tahun 1984.
Masuknya mata pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa) dilatarbelakangi kajian pemerintah yang melihat adanya
kemerosotan pemahaman sejarah perjuangan bangsa di kalangan generasi muda. Dan
penghayatan terhadap sejarah perjuangan bangsa pun dipandang perlu ditumbuhkan
kembali. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para
pahlawannya.
Kurikulum 1984, berorientasi pada Tujuan. Artinya
bahwa kurikulum disusun dalam bentuk tujuan yang berjenjang. Dalam
kurikulum pemerintah menetapkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran),
yang memuat :
- Tujuan
Kurikuler
- Tujuan
Instruksional Umum (TIU) dan
- Bahan
Pengajaran
Guru diberi kewenangan menyusun TIK (Tujuan Instruksional Khusus), yang
merupakan penjabaran dari TIU.
Semua Proses Belajar Mengajar (PBM), hanya memiliki
satu orientasi, yakni mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itulah TIK
bersifat khusus, dijabarkan ke dalam kata kerja operasional yang terukur
keberhasilannya.
Dalam mencapai TIK, digunakan pendekatan keterampilan
proses yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar. Karena yang aktif
siswa, maka model pembelajaran yang sesuai adalah CBSA (cara belajar siswa
aktif). Dalam CBSA terjadi Student Centered Learning.
Untuk beberapa waktu, model CBSA ini bisa diterima oleh masyarakat.
Dianggap sebagai sebuah model yang baik. Tetapi zaman terus berkembang. Dunia
terus mengglobal. Pasar bebas pun tak bisa dihindari.
Implikasi dari pasar bebas adalah bebasnya produk dari
negara satu masuk ke negara lain. Jika tidak ingin kalah dalam persaingan, maka
pemerintah harus mampu membuat produk yang berkualitas. Jika produk sebuah
negara kalah kualitas dibandingkan dengan produk negara lain yang masuk, untuk
barang yang sama, maka dipastikan masyarakat memilih barang negara lain yang
lebih berkualitas. Sementara untuk menghasilkan barang-barang yang berkualitas,
dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas pula. Dan persoalan ini
kembalinya ke sekolah.
Sekolah sebagai sebuah lembaga harus menghasilkan
out-put yang mampu memenuhi kebutuhan pasar. Mampu mengikuti perkembangan
zaman, baik dari sisi pengetahuan, keterampilan, sikap maupun teknologi.
Telaah Kurikulum 1984
Tujuan
v
Untuk mengembangkan
cara berfikir kritis dan kreatif siswa dalam melihat hubungan manusia dengan
hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Isi
1. Pelaksanaan pendidikan sejarah dan perjuangan bangsa
2. Penyesuaian program dan struktur program kurikulum yan berpola rogram inti
dan program pilihan
3. Pemilighan kemampuan dasar, keterpaduan dan keserasian antara matra
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Melaksanakan pengajaran yang mengarah pada belajar tuntas dan disesuaikan
dengan kecepatan belajar masing-masing anak didik
5. Mengadakan program studi baru yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
lapangan
Ruang lingkup
1. Pemerintah
2. Sekolah
3. Siswa dan guru
Kurikulum 1984
Struktur
Kurikulum SMP 1984
Program
|
Bidang Studi
|
Kelas
|
I
|
II
|
III
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
Pendidikan Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2.
Pend. Moral Pancasila
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3.
PSPB
|
-
|
2
|
-
|
2
|
-
|
2
|
4.
Pend. Olahraga & Kesehatan
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
5.
Pendidikan Kesenian
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Sub
Jumlah
|
9
|
11
|
9
|
11
|
9
|
11
|
|
Pendidikan Akademik
|
6.
Bahasa Indonesia
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
7.
Bahasa Daerah*)
|
(2)
|
(2)
|
(2)
|
(2)
|
(2)
|
(2)
|
8. Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
9. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
10.
Matematika
|
6
|
4
|
6
|
4
|
6
|
4
|
11.
Ilmu Pengetahuan Alam
|
|
|
|
|
|
|
a.
Fisika
|
3
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
b.
Biologi
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
Sub
Jumlah
|
25
|
25
|
24
|
24
|
23
|
23
|
Sub
Jumlah**)
|
27
|
27
|
26
|
26
|
25
|
25
|
|
Pendidikan Keterampilan
|
12.
Pendidikan Keterampilan
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
|
Jumlah jam pelajaran per minggu
|
38
|
38
|
37
|
37
|
36
|
36
|
Jumlah jam pelajaran per minggu**)
|
40
|
40
|
39
|
39
|
38
|
38
|
Catatan :
*) Bagi Daerah / Sekolah yang menyelenggarakan
Bahasa Daerah
**) Termasuk
Bahasa Daerah
Catatan :
*) Bagi Daerah yang menyelenggarakan Bahasa Daerah
**) Termasuk
Bahasa Daerah
2.3 KURIKULUM 1994
Yang membedakan dengan kurikulum 1984 adalah
menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan berubahnya
mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
Orientasi pembelajaran terletak pada Pengalaman
Belajar. Artinya bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan siswa merasakannya
sebagai sebuah pengalaman, yang membuatnya selalu mengingat pelajaran tersebut
GBPP pada kurikulum 1994, berbentuk uraian, yang meliputi:
- Tujuan
- Pokok
Bahasan dan
- Subpokok
Bahasan beserta uraian kegiatan.
Tujuan, merupakan tolok ukur pengalaman belajar yang harus dicapai oleh
siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok Bahasan.
Pokok Bahasan/subpokok bahasan, merupakan materi pokok
yang akan dibahas secara teratur berdasarkan pembagian cawu (catur wulan) dan
sekaligus sebagai petunjuk tingkat kedalaman serta keluasan materi yang
diuraikan dan cara pembelajarannya.
Uraian kegiatan dalam pokok bahasan/subpokok bahasan
bukan merupakan urutan, tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Alokasi waktu hanya disajikan untuk setiap cawu agar
guru leluasa mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan untuk setiap pokok/subpokok
bahasan. Sementara pada kurikulum terdahulu, alokasi waktu untuk setiap pokok
bahasan sudah dipatok, guru tinggal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
alokasi waktu yang tersedia.
Rincian minggu efektif setiap cawu sebagai berikut:
Cawu 1 = 12 minggu, cawu 2 = 12 minggu dan cawu 3 = 10 minggu. Khusus cawu 3
kelas 3 hanya ada 8 Minggu efektif.
Pendekatan pembelajaran dalam pelaksanaan KBM,
diharapkan guru menerapkan prinsip belajar aktif. Yaitu pembelajaran yang
melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial.
Metode, Penilaian, dan sarana yang seharusnya
digunakan dalam KBM dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan. Kelihatannya ini sebuah kurikulum ideal, yang memberikan ruang gerak
cukup luas bagi guru untuk memperkembangkan dirinya.
Telaah
kurikulum 1994
• Yang membedakan dengan kurikulum 1984
adalah menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1994.
• Orientasi pembelajaran terletak pada
Pengalaman Belajar.
TUJUAN KURIKULUM :
• Pengalaman belajar yang harus dicapai
oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok Bahasan.
• Model pembelajarannya pun diharapkan
berbentuk CTL (Contextual Teaching and Learning).
ISI KURIKULUM :
• Pengalaman Belajar.
• Menghilangnya mata pelajaran PSPB pada
tahun pelajaran 1996, dan berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).
RUANG LINGKUP : Siswa, guru
SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR (SD DAN
SLTP)
SD/SMP Jenjang dan kelas I
II
III
1. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2
2. Pendidikan
agama 2 2 2
3. Bahasa
Indonesia 6
6 6
4. Matematika 6
6 6
5. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) 6
6 6
6. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) 2
2 2
8. Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan 2
2 2
9. Bahasa
Inggris 4
4 4
10. Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran) 6 6 6
JUMLAH 42
42
42
2.3 Telaah kurikulum KBK 2004
Tujuan kurikulum
1. Pencapaian target kompetensi ( attainment targets ) daripada
penguasaan materi
2. Mengakomodasi kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di
lapangan untuk melaksanakan dan mengembangkan program-program pembelajaran
sesaui dengan kebutuhan
Isi kurikulum
1. Dijadikan acuan secara nasional dalam mengembangkan mata pelajaran di
,masing-masing daerah.
2. Memudahkan daerah untuk mengembangkan mata pelajaran sesuai dengan
lingkungannya .
3. Memberi peluang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kompetensinya.
4. Memudahkan guru dalam menentukan materi pembelajaran.
5. Meningkatkan kreativitas dalam proses belajar dan memudahkan system
evaluasi.
Ruang lingkup
1. Berbasis Kelas.
2. Berbasis Sekolah.
Prosedur pengembangan
v
Guru dan sekolah diberi
leluasa untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kompetensinya.
KOMPONEN
|
SKBM/KKM
|
A. MATA PELAJARAN / TINGKAT KELAS
|
VII
|
VIII
|
IX
|
1. Pendidikan Agama
|
70.0
|
70.0
|
70.0
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
68.0
|
70.0
|
70.0
|
3. Bahasa Indonesia
|
70.0
|
70.0
|
72.0
|
4. Bahasa Inggris
|
65.0
|
67.5
|
67.5
|
5. Matematika
|
60.0
|
65.0
|
67.5
|
6. Ilmu Pengetahuan Alam
|
60.0
|
65.0
|
68.0
|
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
65.0
|
67.0
|
70.0
|
8. Seni Budaya
|
67.5
|
70.0
|
70.0
|
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
|
70.0
|
70.0
|
70.0
|
10. Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)
|
65.0
|
65.0
|
70.0
|
2.4 kurikulum tahun 2006
Pada
prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah
itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun
2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar
isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang
dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman
untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
- kerangka
dasar dan struktur kurikulum,
- beban
belajar,
- kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan,
dan
- kalender
pendidikan.
SKL
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran
atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan
KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala
sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata
lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak
ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional.
Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite
sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan
keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan
sesuai dengan aspirasi masyarakat,
situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
MATA PELAJARAN IPS UNTUK SMP
KURIKULUM 2006
Nama Sekolah : SMP / MTs
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Kelas / Semester : VII / 1 dan 2
Standart Kompetensi : 5. Memahami Perkembangan
Masyarakat Sejak Masa Hindu-Budha Sampai Masa Kolonial Eropa
Kompetensi dasar
|
Materi Pokok
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Indikator
|
Penilaian
|
Alokasi Waktu
|
Sumber Belajar
|
Jenis
|
Bentuk Instrument
|
Contoh Instrument
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
5.1 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan,
dan pemerintahan
pada masa
Hindu-Buddha
serta
peninggalannya
|
Perkembangan agama dan
Kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
|
Membaca referensi
dan mendeskripsikan
perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha
di
Asia
|
Mendeskripsikan
Perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha di
Asia
|
Tes
tertulis
|
Tes
uraian
|
Menjelaskan perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha
di
India
|
6
x 40
|
Buku Ilmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
|
Proses masuk dan berkembangnya
agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
|
Membaca dan mengamati
buku referensi tentang
masuk dan berkembangnya
agama serta kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia
|
Mendeskripsikan proses
masuk dan berkembangnya agama
serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
|
Tes
tertulis
|
Tes
uraian
|
Menjelaskan proses masuknya agama
Hindu-
Buddha ke Indonesia
|
Perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di
Indonesia dan peninggalan
Sejarahnya
|
Membaca buku referensi dan
menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha
di Indonesia dan peninggalan
sejarahnya
|
Menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha
di Indonesia dan peninggalan
sejarahnya
|
Tes
tertulis
|
Tes pilihan
Ganda
|
Menjelaskan tentang factor-faktor
yang memengaruhi kerajaan
Sriwijaya sehingga dapat
Berkembang menjadi kerajaan yang
besar
|
Ciri-ciri peninggalan sejarah
bercorak Hindu-
Buddha di berbagai daerah
Berdasarkan bukti arkeologis
|
Mengamati gambar untuk
Mengenal peninggalan
Sejarah kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia.
|
Mengidentifikasi dan memberi
contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah
berdasarkan bukti arkeologis.
|
Penugasan
|
Tugas
Rumah
|
Mengumpulkan gambar-gambar
peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan mengelompokkan
masing-masing sesuai dengan corak agamanya
|
5.2 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan pada masa Islam di Indonesia
serta peninggalan-peninggalannya
|
Proses masuk dan berkembangnya
Islam di Indonesia
|
Membaca buku referensi
Tentang proses dan
Berkembangnya Islam di
Indonesia
|
Melacak proses masuk dan
berkembangnya Islam di Indonesia
|
Tes
tertulis
|
Tes pilihan
Ganda
Tes uraian
|
Menjelaskan masuknya agama Islam
di Indonesia
terjadi melalui ....
a. proses perdagangan
b. perluasan wilayah
c. perebutan pengaruh
d. pengembangan kebudayaan
Faktor-faktor yang mendukung
berkembangnya Islam di Indonesia
|
8
x 40
|
Buku lmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
|
Peta jalur masuk dan
Berkembangnya Islam di
Indonesia
|
Mengamati peta jalur
Penyebaran Islam serta
Diskusi membahas daerah-daerah
yang dipengaruhi
agama Islam
|
Membaca dan membuat peta jalur
masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia
|
Penugasan
|
Tugas
Rumah
|
Membuat peta jalur penyebaran
Islam dan daerah-daerah yang dipengaruhi agama Islam
|
Perkembangan kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
|
Membaca buku referensi
dan menyusun kronologi
perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
|
Menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan
Islam di Indonesia
|
Tes
tertulis
|
Tes uraian
|
Menjelaskan faktor-faktor penyebab
kerajaan Aceh
dapat berkembang pesat
|
Ciri-ciri kerajaanIslam di
Indonesia
|
Membaca referensi tentang
ciri-ciri kerajaan Islam di
Indonesia
|
Mengidentifikasi ciri-ciri
kerajaan Islam di Indonesia
|
Tes
tertulis
|
Tes uraian
|
Menjelaskan struktur masyarakat
pada masa
kerajaan-kerajaan Islam
|
Peninggalan sejarah bercorak Islam
di Indonesia
|
Mengamati gambar - gambar dan
tanya jawab
Tentang peninggalan sejarah
bercorak Islam di
berbagai daerah di Indonesia
|
Mengidentifikasi peninggalan sejarah
bercorak Islam di Indonesia
|
Observasi
|
Membuat
Laporan
|
Mengamati dan membuat
laporan pada situs sejarah di
daerahnya
|
5.3 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan,
dan pemerintahan
pada masa
Kolonial
Eropa
|
Jaringan perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
|
Melacak jaringan perdagangan dan
pelayaran
yang menghubungkan Asia-Eropa
|
Mendeskripsikan jaringan
Perdagangan dan pelayaran
yang menghubungkan Asia-Eropa
|
Tes
tertulis
|
Tes uraian
|
Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi
Berkembangnya perdagangan dan
pelayaran
Asia-Eropa
|
6
x 40
Buku lmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
|
Posisi dan peranan Indonesia dalam
jaringan
Perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
|
Membaca buku referensi tentang
posisi dan peranan Indonesia dalam jaringan
Perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
|
Mengidentifikasi posisi dan
peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa
|
Tes
tertulis
|
Tes uraian
|
Menjelaskan posisi dan peranan
Indoensia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa
|
Proses perubahan jaringan
perdagangan dan pelayaran setelah jatuhnya Malaka tahun 1511 Indonesia di
bawah kekuasaan Kolonial
Eropa
|
Membaca referensi tentang
Jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis tahun 1551 dan menelusuri
akibat yang ditimbulkan bagi perubahan jaringan perdagangan dan pelayaran
Membaca referensi Tentang
perkembangan
Kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan
pada
masa kolonial
Eropa.
|
Mendeskripsikan proses perubahan
jaringan
Perdagangan dan pelayaran setelah
jatuhnya Malaka tahun 1511
Mendeskripsikan Indonesia di bawah
kekuasaan bangsa Eropa
|
Tes
tertulis
Penugasan
|
Tes uraian
Tugas
rumah
|
Menjelaskan akibat jatuhnya Malaka
ke tangan Portugis 1511 bagi perdagangan dan pelayaran
Membandingkan perbedaan kehidupan
pemerintah sebelum dan
Sesudah kolonial Eropa
|
2.5 KURIKULUM 2013
A. Komponen
rancangan Kurikulum 2013
·
Kurikulum 2013 disusun
berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik SMP dalam ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan
·
Menggunakan mata
pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran
·
Menggunakan pendekatan sains dalam proses
pembelajaran [mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan,
menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran
·
Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan
hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi
10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: -TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua
mata pelajaran, tidak berdiri sendiri -Muatan lokal menjadi materi pembahasan
Seni Budaya dan Prakarya -Mata pelajaran
Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
·
IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata
pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan
alam.
·
Bahasa Inggris
diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa 8 Menambah 6 jam pelajaran per minggu
sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses
penilaian
B. Struktur
Kurikulum 2013
MATA
PELAJARAN ALOKASI
WAKTU PER MINGGU [JP]
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan
Agama 2 2 2
2. Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa
Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5
5 5
5. Ilmu
Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu
Pengetahuan Sosial 4
4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya
(termasuk muatan lokal) 3
3 3
2. Pendidikan
Jasmani, Olah Raga,
dan
Kesehatan (termasuk muatan lokal) 3 3 3
3. Prakarya
(termasuk muatan lokal)
3 3 3
Jumlah Alokasi
Waktu Per Minggu 38 38
38
Keterangan: Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat
Bahasa Daerah.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang
tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan
ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka
(Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan
oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial
dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social
studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan
berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar,
rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan,
patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau
space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga
ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta
pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni
rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan
secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan
sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan,
rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara
terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya
paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah
pada satuan pendidikan itu.
C. Beban
Belajar
Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan
IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam
belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk
masing-masing kelas VII, VIII, dan IX.
Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu
40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan
pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk
mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses
pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses
pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk
melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon
peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu
Pengetahuan Sosial
KELAS:
VII
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
1. Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
1.1
Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya
1.2
Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk
Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan
politik dalam masyarakat
1.3
Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya
|
2.
Menghargai
dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan
bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam
menumbuhkan rasa kebangsaan
2.2 Berperilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki
motivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi
dan politik
2.3
Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tanggungjawab dalam berpartisipasi
penanggulanganpermasalahan lingkungan hidup
|
3.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
3.1
Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup
nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi,
sosial, budaya, pendidikan dan politik)
3.2
Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan
tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi,
budaya, pendidikan dan politik
3.3
Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan
politik dalam masyarakat
3.4
Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan
lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi
|
4.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
4.1
Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran
masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan
dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di
lingkungan sekitarnya
4.2
Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
fungsi peran kelembagaan sosial,
budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar
4.3
Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk- bentuk dan sifat dinamika
interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di
lingkungan masyarakat sekitar.
|
Telaah dari masing masing kurikulim
dari tahun 1975 – 2013 adalah sebagai berikut :
Kurikulum tahun 1975
Alokasi waktu yang digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 75’ adalah
Program
|
Bidang Studi
|
Kelas
|
I
|
II
|
III
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
Kurikulum tahun 1984
Alokasi waktu yang digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 84 adalah
Program
|
Bidang Studi
|
Kelas
|
I
|
II
|
III
|
1
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
9. Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
Mata pelajaran yang berbeda dari kurikulum sebelumnya :
·
Masuknya mata pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa).
Kurikulum tahun 1994
Alokasi waktu yang digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 94 adalah
Perbedaan
dari semua kurikulum tahun 1975 -2006 SMP kelas VII
PERBEDAAN
|
1975
|
1984
|
1994
|
2004 (KBK)
|
2006 (KTSP)
|
Menekankan
pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif
|
Masuknya mata
pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa)
|
Menghilangnya mata
pelajaran PSPB
|
Kompetensi ini dapat
dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan
bahan pelajaran secara kontekstual
|
Kurikulum yang
biasanya sudah berupa ‘buku paket’ seragam yang dibuat oleh pemerintah pusat,
tidak ada lagi
|
Metode,
materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI)
|
Berorientasi pada
Tujuan instruksional
|
Berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn
(Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
|
Model pembelajaran adalah
Contextual Teaching and Learning
|
Mendorong
terwujudnya otonomi penyelenggaraan pendidikan oleh Sekolah
|
Teacher Centered Learning
|
Guru diberi
kewenangan menyusun TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
|
Orientasi
pembelajaran terletak pada Pengalaman Belajar
|
Munculnya Pembiasaan
dalam struktur Tujuan, Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan beserta uraian
kegiatan yang terdapat dalam Kurikulum 1994 diganti dengan Standar Kompetensi
Mata Pelajaran
|
Guru
lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan
dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada
|
Berorientasi pada materi
|
GBPP memuat Tujuan
Kurikuler, Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Bahan Pengajaran
|
GBPP berbentuk
uraian, yang meliputi Tujuan, Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan beserta uraian
kegiatan.
|
Diarahkan untuk
mendorong individu belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar
|
|
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran
|
Semua Proses Belajar
Mengajar (PBM), hanya memiliki satu orientasi, yakni mencapai tujuan yang
telah ditetapkan
|
Alokasi waktu hanya
disajikan untuk setiap cawu agar guru leluasa mengatur waktu sesuai dengan
kebutuhan untuk setiap pokok/subpokok bahasan
|
Guru tidak hanya
mengajar dengan dengan metode ceramah saja tetapi menggunakan metode yang
lebih bervariasi
|
|
|
Student Centered
Learning
|
Metode, Penilaian,
dan sarana yang seharusnya digunakan dalam KBM dapat ditentukan oleh guru
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
|
Menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu
sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan
|
|
|
Alokasi waktu untuk
setiap pokok bahasan sudah dipatok, guru tinggal melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
|
Mulai digunakan
sistem caturwulan disekolah untuk membagi tahapan pelajaran
|
|
|
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan