Selasa, 19 Maret 2019


CERITA HUJAN PAGI
Jumat 15 Maret 2019, Jombang kota kelahiran ku di bingkai mendung, yang makin lama makin menutupnya seperti selimut yang nyaman di musim dingin. Hari ini hari 12 USBN-BK di sekolah tempat ku bekerja., pagi ini memompa semangat sekuat kuatnya seperti hari hari sebelumnya untuk menjaga mengawasi 18 anak didik yang berlatih kejujuran dalam dirinya.
Setelah sarapan, aku bergegas mandi dan kembali bertualang menyusuri jalan yang sama dengan teman, sahabat ku Suzuki FD-110, dia sudah bersih mengkilat dengan hand body yang sudah ku oleskan setiap pagi. Tiba-tiba Cumulus Nimbus dalam perjalanan paginya kebelet buar air kecil ditengah jalan… hujaannnn….jadi deh pagi ini hujan… ya udah, kita hujan hujanan pagi ini.. pake mantel hujan cabut ke tempat kerjaan..
Handpong jadul ku berbunyi… ngasih pemberitahuan waktu perjalanan ketempat kerja 7 menit.. dan tidak ada kemacetan di jalur ini.. kata google maps.. oke sepatu masukin tas kresek cantolin di bahu si Shogie. Aku berangkat di bawah pipis dai cumulus nimbus tapi ku coba tetep semangat…
Jombang semakin dibelakang.. mula mula hanya tersisa kubah masjid terbesar di dusun ku.. lalu hilanglah beberapa detik kemudian.. berganti deretan rumah di wilayah yang dulunya rumah para pekerja pabrik Tebu di daerah itu.. jalan nya lumayan mulus karena aspal sudah menutup dengan sempurna jalan jalan di desa itu. Aku semakin cepat melarikan si Shogie. Keluar jombang di sambut jalan raya legendaris jalan nya bagus lebar dan sangat ramai..
Pagi ini meskipun hujan terus dilimpahkan tapi tidak mengurangi semangat manusia di wilayah ini untuk beraktifitas. Jalanan ramai pasar ramai.. kendaraan berbagai ukuran berlalu lalang ke tujuan masing masing.. begitu juga aku dengan tujuan ku Jl. Kartini No.08 Wonorejo Kencong, tempat yang dua tahun ini menjadi satu satu nya tempat menghabiskan hari dan usia ku..
Tujuh menit kemudian aku tiba di tujuan ku ini, semua basah.. si Shogie yang sangat nyaman dengan cuaca ini… aku pun juga begitu nyaman dengan cuaca pagi ini.. dingin.. bikin pikiran tenang.. kartini No.08 WOnorejo Kencong.. Absen dan Masuk ruang 08. Ruang yang harus ku jaga kejujurannya selama 2 jam lamanya….
Saat dijalan tadi, saat aku sedang focus ngebut seperti biasa selalu saja ada kendaraan lain yang nyelonong aja.. adrenalin udah kayak di lintasan moto gp ato malah serem kayak road race.. he..he.. tapi oke lah selalu aku lakukan… sialnya kendaraan yang nyelonong tadi lewat jalan yang kebetulan ada genangan air.. dan jresssssss waseemmmmmm gua dimandiin lagi cuy… jas hujannya tembus.. jadi deh mamel kayak londryan baju ku…
Kadang saat kita sedang fokus di kendaraan kita ada aja hal-hal yang membuat kita terganggu.. mengalihkan duniaku Kata afghan. Dan kita secara ajeg selalu mengumpat ato minimal menggerutu tentang semua itu.. aku juga… si shogie apalagi.. teman ku satu ini jadi kotor.. blentong blentong tanah basah.. padahal dia tadi pagi udah di lumuri dengan hand body.. dan semprotan ajaib yang bikin dia mengkilap alias glow in the dark..
Oke deh ujian udah dimulai, semua peserta udah stand by dengan senjata dan perlengkapan mereka.. hand phone dan power bank.. siap buat melibas semua soal Mata pelajaran Matematika Peminatan yang berjumlah 40 soal… aku juga siap laptop udah kusiapkan.. udah ku buka admin test ya.. tinggal ngebagi kode ujian hari ini….


TINJAUAN SOSIAL PADA MASYARAKAT KECAMATAN JOMBANG DI ERA REFORMASI TEKNOLOGI 4.0
Pendidikan dalam perkembangan dinamika social masyarakat merupakan salah satu saluran perubahan kelas sosial, hal ini dilandasi asumsi bahwa pendidikan mampu menciptakan cendekiawan cendekiawan yang pada akhirnya menjadi agent of change bagi masyarakat. Lahirnya nya para kaum terdidik membuat dinamika masyarakat semakin cepat kearah masyarakat madani, masyarakat dengan kesadaran social yang tinggi, pendidikan juga mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teknologi, lahirnya kaum cerdik pandai memunculkan ilmuwan ilmuwan yang menciptakan, menemukan hal hal baru yang berguna bagi perkembangan masyarakat. Hubungan yang erat dari kedua komponen kehidupan inilah yang turut menyumbang pengaruh besar bagi lahirnya era yang reformasi teknologi 4.0.
Pentingnya pendidikan sudah dikatakan semenjak zaman Yunani Kuno, Plato mengatakan bahwa pendidikan itu sangat perlu, baik bagi dirinya selaku individu maupun sebagai warga masyarakat. Ia beranggapan, idealnya dalam sebuah negara pendidikan mendapatkan tempat yang paling utama dan mendapatkan perhatian paling khusus. Bahkan, karena pendidikan adalah tugas dan panggilan sangat mulia, maka ia harus diselenggarakan oleh negara, karena pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tindakan pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran.
Secara tegas pendidikan adalah saluran mencerdaskan kehidupan bangsa dan membawa  sebuah bangsa pada era pencerahan. Pendidikan bertujuan untuk membangun tatanan bangsa yang berbalut dengan nilai-nilai kepintaran, kepekaan, dan kepedulian terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk mengentaskan kemiskinan pengetahuan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menutaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini betul betul sadar terhadap kehidupan bangsa ini menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki segala ketimpangan yang sudah menggumpal di segala sendi kehidupan sebuah bangsa.
Pandangan pentingnya pendidikan bagi masyarakat yang bermuara pada perpindahan kelas social pada masyarakat inilah yang harus menjadi fokus utama dalam kehidupan. Sangat pentingnya hingga pendidikan menjadi tanggung jawab Negara dalam menjamin kehidupan warga masyarakatnya. Jika si kaya mendapatkan pendidikan yang baik maka, begitu juga si miskin juga harus mendapat pendidikan yang baik. Sejalan dengan peranan pendidikan dalam perubahan dan perbaikan kehidupan social masyarakat, pendidikan juga mempunyai peran yang penting dalam era millennial sekarang ini.
Reformasi teknologi 4.0 adalah satu era perkembangan social komplek. Tidak hanya mempengaruhi satu bidang kehidupan tetapi mempengaruhi, merubah struktur massif kehidupan, perubahan teknologi dewasa ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan dunia teknologi saja, tetapi juga mempengaruhi kehidupan social masyarakat, pendidikan masyarakat, ekonomi dan budaya masyarakat. Hal ini lah yang melatar belakangi lahirnya istilah reformasi teknologi.
Dalam perkembangan dewasa ini reformasi teknologi 4.0 berkembang di berbagai sendi kehidupan, dari yang sederhana dalam pergaulan masyarakat sampai penemuan penemuan teknologi tepat guna sebagai hasil sinergi Antara pendidikan dan teknologi yang menghasilkan masyarakat yang lebih maju baik secara peradaban maupun secara norma dan budaya.
Harus diakui bahwa keseteraan pendidikan masih jauh dari adil sekarang ini, tapi tuntutan mendapatkan pendidikan yang layak merupakan suatu usaha yang terus berkelanjutan, multi dimensi Multi sektoral. Tuntutan kesetaraan dalam pendidikan hanyalah sebuah kata retoris. Sebab, tuntutan tersebut tidak memperlihatkan “apa dan bagaimana” mencapai kesetaraan tersebut. Masih bayaknya ketimpangan-ketimpangan dan ketidakmerataan yang terjadi. Pembangunan manusia pada umumnya hanya berpusat pada daerah perkotaan dan sangat jauh jika di komparasikan dengan apa yang terjadi daerah-daerah dalam hal ini pedesaan. Tidak hanya kualitas pendidikan yang rendah tetapi akses untuk menerima pendidikan sangatlah terbatas, sehingga pantaslah kata "setara" dalam pendidikan hanya kata kiasan yang melahirkan sebuah utopis belaka. Bahkan menurut David Cooper tuntutan untuk mendapatkan manusia-manusai berkualitas secara intelektual dan spiritual melalu kebijakan pemerataan (leveling) hanya akan mampu menimbulkan ketidakmerataan baru, namun apabila ingin diterapkan harus melakukan tuntutan yang lebih tegas untuk pemerataan segala bidang.
Masyarakat di Kecamatan Jombang merupakan masyarakat agraris yang memiliki tingkat dinamika social yang lambat,berbeda dengan masyarakat industry yang tingkat dinamika sosialnya cepat. Masyarakat di kecamatan jombang memiliki karakteristik yang unik dimana masyarakatnya yang mulai terkonsentrasi pada aktivitas media social yang on trend saat ini tapi masih terkendali dalam budaya agraris yang kuat.
Dari dampak berkembangnya  reformasi teknologi 4.0 masyarakat menjadi melek teknologi, arah perkembangan budaya juga telah berkembang lebih modern. Arus informasi menjadi tak terbatas dan cepat menyebar melalui situs situs jejaring social yang masyarakat miliki. Dampak dampak berkembangnya kebudayaan dan peradaban pada masyarakat jombang tentu harus di imbangi dan bersinergi dengan perkembangan pendidikan masyarakatnya, bukan justru semakin melemahkan nilai dan norma social yang sudah dipegang secara luhur oleh masyarakat desa Jombang. Oleh karena itu, pendidikan yang merubakan kanvas kehidupan harus berkembang mengikuti masalah masalah social yang kemudian di bawa ke dalam dunia pembelajaran guna menciptakan manusia yang utuh dan kompetitif mengimbangi cepatnya reformasi teknologi 4.0

Rabu, 13 Maret 2019


CERITA UJIAN ZAMAN NOW…
Kamis 06 Maret 2019 Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 06.05 Pagi semua sudah siap peralatan dan perlengkapan OK, berangkat penuh semangat. Shogun Fd 110 ku sudah stay di samping rumah.. siap ngikut kemanapun aku pergi.. dan cuzzz aku meluncur ke tempat kerja.. dimana aku memulai hari ku sebagai pengawas Ujian jaman Now.
Setelah sekitar 10 menit melalui serunya Jalan Raya aku sampai ditempat kerja. Si Shogun Fd110 sudah ku parkirkan. Aku menuju Hall of Frame nya pegawai, tempat absen tentunya, Selesai Absen yang katanya kehadiran ku dipantau dari pusat, aku langsung menuju ruang pengawas, ciipppsss dapet ruang 8.. oke siap.. aku menuju keruang itu… bertemu dengan para generasi millennial yang paling ribet.. spesies manusia yang gak mau lama.. gak boleh ada trouble gak bolek nge lag.. harus lancar..
Ruang 08, saat aku masuk tercium hal aneh… anak anak juga cium hal sama aneh juga.. ini apa cium cium hal aneh… akhirnya ditemukan.. disalah satu baris kursi ditemukan sesuatu… yessss kucing bertelur… baunya serasa stella dan dan minyak nyong nyong dicampurin.. semua gaduh… namanya juga generasi millennial.. oke anak anak kalian bersihkan… semua bilang gak mau.. baru sadar.. ternyata semua peserta Ujian Jaman Now diruang 08 cewek.. cowoknya Cumak dua.. dan dari 16 orang cewek gak ada satu pun yang mau buat ngebersihin itu telur kucing…
Oke fix.. jadi lah pengawas ini yang udah dandan maksimal ngebersihin itu telur kucing, dasar kucing, kenapa juga kamu bertelur di ruangan yang aku jaga… ngepel juga.. woke kerjaan ngepel kelar… anak anak generasi millennial udah mau kembali ke tempat mereka masing masing.. komando ku sampaikan.. ayo semua matikan wifi hp nya.. dua baris sebelah kiri nyalakan wifi nya dan connect kan ke jaringan kelas… oke semua connect? Connect pak… dua baris sebelah kanan silahkan nyalakan wifi nya.. connectkan juga.. gimana connect? Connect pak… ini apaan coba kayak tausiah di salah satu stasiun tipi swasta.. jamaahhh ohhh jamaah… muter… oskadon minumnya…
Ujian dimulai… namanya juga Generasi millennial sub spesies manusia paling ribet… pak putus.. pak gak bisa diklik.. pak gak bisa swipe kesoal berikutnya.. pak hilang.. pak pingsan.. iya nak pengawas mu pingsan…
Oke oke semua nya kembali berjalan normal… tanpa istrahat Ujian Jaman Now dilalui tanpa istrahat… kelas panas.. cuaca panas.. nah aku bergejolak karena panas… Ujian terus berlangsung… tapi kini aku bingung.. linglung mau ngapain dimasa masa menjaga Generasi millennial ini buat jujur.. utak utik ini itu bosen gak ilang…ya udah aku improve sedikit sedikit.. biar gak bosen..
USBN-BK nama Ujian Jaman Now.. instruksi jelas dari atasan.. musti dilakukan.. segala dilakukan.. prepare peralatan yang proper.. fitting jaringan yang tentunya bukan aku.. aku kan pengawas… he..he.. siang malem yang dibahas USBN-BK aja.. mau di grup whatapps.. mau di mana aja di sebidang tanah yang dinamakan tempat kerja ini.. semua ngebahas tentang USBN-BK… nama nya juga Ujian Jaman Now gak Afdhol rasanya tanpa uji coba… uji coba jaringan dilakuin.. dikerjain.. pengennya lancar tanpa hambatan.. karena Generasi millennial gak sabaran… pengen cepet lancar dan anti ngadat..
Ya udah sampe mana tadi.. akhirnya semua berjalan sesi pertama mapel utama selesai.. fix.. lanjut ke mapel kedua.. di mapel kedua reaksi kimia peserta nya macem.. ada kesal karena gak bias.. ada yang marah marah karena gak ketemu itu jawabanya.. ada yang esmosi ke pengawasnya karena diawasi.. ya nama juga pengawas…. Emang ngawasin kaleee….. ujian selesai dengan segala kekurangannya… dan kelebihan waktunya… anak anak selesai bisa langsung pulang.. cabut kerumah masing masing.. ya udah aku pulang… ketemu si Shogun Fd 110 yang udah nunggu di parkiran… ada aja hal hal receh di hari hari Generasi millennial dan Ujian Jaman Now… nama nya juga Jaman Now…




Selasa, 30 Juli 2013

sebuah fakta terselubung

PENDIDIKAN TINGGI DAN FENOMENA PERCEPATAN
29-07-2013
Sebuah Fakta Tentang Dunia Pendidikan Yang Aku Kembali Temui......
Pendidikan adalah proses untuk memanusiakan Manusia, proses menurut definisi operasional dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah alur yang dimulai dari awal dari tahap ke tahap untuk menghasilkan sesuatu.
Konsep proses ini adalah rangkaian alur untuk mengsilkan sesuatu dalam upaya mendapatkan hasil secara baik dan menyeluruh. Inilah yang seharusnya dipahami oleh setiap civitas akademika. Baik swasta maupun negeri. Fakta yang sangat mengejutkan saya temukan di salah satu universitas negeri dengan basi pengembangan kalian sains terapan. Saya bertanya pada salah satu mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir, fakta yang sangat mencengangkan adalah. waktu tempuh yang sangat singkat dengan konsultasi bimbingan yang kurang memadai yang membuat saya berfikir. Apakah mungkin dengan waktu tempuh penelitian 2bulan plus bimbingan serta revisi mampu menciptakan tenaga profesional yang berkompetensi dalam bidang nya?.
Proses metode pengembangan pendidikan yang dikembangkan di Indonesia kembali perlu di tinjau ulang. Bukan lagi metode instan asal lulus, yang sekarang menjadi tren dimasyarakat. Bukan keahlian yang mumpuni tetapi cepat tidaknya seseorang mampu menyelesaikan waktu Studynya.. meskipun dengan penuh rekayasa. Inilah yang menjadi dilema dalam dunia pendidikan di Indonesia. Pemerintah sebagai fasilitator dan mediator dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia harus mampu mengayomi lembaga lembaga pendidikan yang dalam satu aturan waktu yang sama. Sehingga perkembangan pendidikan Tinggi di negeri ini mampu menjawab dan memberikan kompetensi yang sangat mumpuni, mampu menjadi ahli yang benar benar ahli di bidang keahlian yang dia tekuni.
Ada pepatah yang mengungkapkan hal ini.”teori yang salah, praktek tidak mungkin benar”, konsep ini yang kurang dipahami oleh sebagian besar pendidik di Indonesia. Sehingga banyak Instanti yang menggunakan segala cara untuk terus meningkatkan jumlah lulsannya tanpa memperdulikan seberapa bagus kualitas lulusannya. Banyak hal yang harus di evaluasi dalam konteks kewilayahan menyeluruh, diberbagai aspek dunia pendidikan yang penuh dengan konspirasi yang masif, yang sudah membudaya dalam masyarakat dan manset civitas akademika di seluruh negeri ini.
Konsep segalanya instan inilah yang membuat pendidikan di negeri ini tidak akan pernah berkembang. Meskipun digelontorkan triliunan dana dari pemerintah tetap tidak berkembang. Orientasi bukan lagi kualitas lulusan tetapi kuantitas lulusan sebanyak mungkin yang menjadi orientasi banyak perguruan tinggi swasta maupun negeri di Indonesia.
Jika sistem ini terus menenrus dipertuan di Negeri ini, bukan tidak mungkin semakin banyak pengangguran di Indonesia yang muncul. Solusi atas permasalahan ini adalah ditetapkan nya standarisasi mutu yang jelas antara Universitas dan Politeknik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Semakin banyak universitas yang mengembangkan sistem Instan di Indonesia semakin buruk kualitas lulusan ahli di negeri ini.
Fakta mengejutkan tentang sistem pendidikan di Indonesia yang saya temui membuat saya menyadari bahwa ada hal yang sangat mendasar yang perlu di kaji ulang di negeri ini. Tahun 2011 jumlah lulusan dikabupaten ember saja di salah satu Universitas Negeri berjumlah 1200 orang dalam satu kali tahun wisuda.. adalah dijember saja data Dinas pendidikan tinggi jumlah universitas adalah 8 Universitas. Berarti kadal lebih dari 2000 mahasiswa dari berbagai jurusan yang lulus di satu tahun wisuda. Hal ini diperparah dengan adanya lembaga non-gelar yang muncul di kabupaten ini. Data tahun 2012 jumlah lembaga non-gelar di berbagai bidang keahlian adalah 20 lembaga data ini diambil dari Dinas pendidikan kab.Jember.
Dengan jumlah sebanyak itu dan tingkat persaingan kerja yang sangat tinggi maka bukankah seharusnya kualitas lulusan yang semakin tinggi. Ini Lah kompetensi yang harus di gembleng dalam diri setiap mahasiswa dan lulusan.


Catatan seorang pengangguran
TTD



Moh.habibi

Rabu, 26 Juni 2013

segalanya bisa berubah dalam dunia pendidikan

pendidikan indonesia di tengah arus global
pendidikan adalah suatu hal terpenting dalam kehidupan manusia modern dewasa ini. pendidikan diartikan sebagai proses belajar sesorang untuk menjadi manusia yang dapat memanusiakan manusia dan memahami dan mengilhami arti dari sebuah kesalahan. pendidikan kembali membentuk manusia secara utuh sebagi insan kamil dalam kehidupan bermasyarakat. proses dalam mendidik, terdidik, dapat dididik adalah usaha membentuk mental dan watak manusia yang membedakannya dengan mahluk lain di muka bumi. sebagai sebuah manusia, sudah menjadi kebutuhan yang wajar membutuhkan pendidikan sebagai sebuah solusi menciptakan tatana sosial yang baik.
pendidikan pada masyarakat indonesia masih dianggap sesuatu yang tidak terlalu penting. banyak komunitas masyarakat yang menggap pendidikan yang tinggii tidak menjamin sesorang untuk memiliki masa depan yang cerah. memang pendidikan bukanlah sarana untuk seseorang menjadi apa.. dan dengan memilih jurusan apa anda akan menjadi apa???

Sabtu, 22 Juni 2013

sebuah cermin pendidikan

Sebuah Renungan Singkat Untuk Pendidikan Indonesia
A.    Konsep bernegara dan berbangsa di indonesia
Bernegara dan berbangsa sejatinya adalah hidup bersama , berdampingan dalam keseharian dan pergaulan sesama masyarakat. Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan yang bersatu dalam wadah persamaan akar leluhur memiliki konsep utuh yaitu Bhineka tunggal ika.
Dalam pergaulan masyarakat indonesia yang berakar pada persatuan dan kesatuan. Kehidupan yang utuh diantara masyarakat harus di pupuk sedini mungkin. Sehingga perbedaan kesukuan tidak menyebabkan pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.
Almarhum Taufik Kiemas memperkenalkan dan menggalakkan empat pilar berbangsa dan bernegara, konsep ini yang menjadi ruh dalam usaha mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa ini. Konsep empat pilar berbangsa dan bernegara ini yang kalau kita cermati adalah konsep dasar dari kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kehidupan pergaulan antar suku bangsa di Indonesia.
B.     Konsep pendidikan indonesia
Sebagai negara dengan bentuk kesatuan, sudah menjadi hal mutlak bahwa wawasan wiyata mandala harus di ajar kan di bentuk sehingga masyarakat tidak berpikir terkotak kotak bahwa Si A suku jawa dan Si B suku minang. Tidak tidak seperti itu! Tp menyatu bahwa perbedaan kesukuan tidak ada dalam lingkungan hidup sehari hari. Semua yang merupakan warga negara indonesia adalah saudara seperjuangan, senasib, sepenanggungan.
Muatan materi dalam pendidikan harus mengandung dan penuh dengan wawasan wiyata mandala. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu melihat sekelilingnya, dimana sekolah itu tumbuh, menggali potensi dan kreatifitas dalam mencari dan menemukan potensi lingkungan yang dialirkan oleh guru kedalam kelas.  Budaya disiplin dan karakter tidak lagi diuji dengan soal diatas kertas.. tetapi berupa pronyek pengembangan lingkungan, sehingga pendidikan di negeri ini tidak lagi ujian tulis dengan segudang kecurangan massif. Tapi membentuk arti dari kejujuran dan tanggung jawab.
Pendidik harus mampu memanajemen pribadinya sehingga dia mampu menjadi fasilitator dan mediator bagi muridnya, seorang guru harus terus membuka hati dan pikirannya, harus terus berlomba dengan teknologi yang setiap detik berkembang saat ini. Bagaimana pendidikan akan bermakna sebagai mana konsep belajar bermakna yang di teriakkan di sekolah sekolah,kalau gurunya saja bingung membuka perangkat komunikasi?, bagaimana pendidikan jalan kalau guru nya mengajarkan program yg sudah tidak di pakai di dunia luar?? Bagaimana pendidikan ini berkembang sesuai amanat undang undang dasar 1945 dan undang undang apabila gurunya saja sibuk menjadi kader partai politik?? Guru adalah penyalur informasi dan pengetahuan kepada siswa.. bukan berorasi politik.. memberikan arti hidup untuk membangun mental siswa sebagi inovator, kreator, dan pencipta solusi baru...
MUNGKIN ANDA ADALAH SORANG GURU YANG SAYA SEBUTKAN DIATAS,,,, DAN ANDA MALAH TERTAWA MEMBACA NI KARENA LUCU.. PADAHAL ANDA SAMA SEKALI TIDAK BISA MENGEMBANGKAN KOMPETENSI DIRI ANDA.. PERCAYALAH SAMPAI DUNIA INI KIAMAT PENDIDIKAN YANG MENJADI LADANG ANDA TIDAK AKAN BERKEMBANG... TIDAK AKAN BERANJAK DARI LORONG GELAP INI.!!!

C.     Bentuk kurikulum
anda yang membaca artikel ini, yang kebetulan menjadi bagian dari sistem pendidikan Indonesia sekarang. Lihat lah!!! Kemana arah dari pendidikan di Indonesia?? Jika anda sebagai guru dan guru guru di negeri ini selalu kesal apabila ada orang mengajari anda tentang teknologi baru.
Sebagai negara berkembang, dan negara dengan orientasi industri padat karya negeri ini harusnya mempu menghasilkan tenaga kerja ahli karena sumber daya manusia yang melimpah. Tp mengapa kita tidak mampu mencapainya?? Jawab nya ada di dalam hati anda sendiri sebagai seorang guru... bagaimana pendidikan dengan kurikulum yang selalu diganti setiap tahun dapat maju dan berkembang. Ketika yang di promosikan adalah pendidikan karakter.. sedangkan ujian nya adalah tulisan... kognitif!!!!! Lalu afektif dan psikomotor di uji dengan apa??? Bukan kah psikomotor dan afektif yang akan menjadikan lulusan mempunyai kompetensi dan etos kerja baik??? Dan bukankah 2 kompetensi itu dapat terlihat apabila kita memberikan proyek lapangan.. sehingga mereka punya pengalaman dalam merancang, membangun dan menyelesaikan masalah..
 Wahai guru di indonesia... ini sekelumit cerita dari salah satu MAN di kabupaten L di jawa timur...
“ ada seorang murid memakai program Office 2013, pada saat pelajaran IT sang guru memberikan tugas, saat memeriksa laptop anak itu, sang guru terperangah, kaget bukan kepalang, karena muridnya sudah memakai perangkat 2013, sang guru mengajarkan office 2007!!!! Lalu sang guru mengganti perangkat muridnya dengan yang dia pahami.. perangkat 2007...”
 Pertanyaanya!!! Apakah mungkin guru dengan kondisi seperti ini mampu memberikan masa depan yang jelas, yang didambakan murid muridnya.. sang guru tidak berkembang selaras dengan perkembangan zaman bayangkan office 2013 di ganti 2007... !!!!!!
Ada guru yang selalu menggunakan power point tiada henti untuk menyampaikan materi, padahal power point nya bukan terlihat seperti power point.. tp power word!!! Karena bukan point point nya yang di cantumkan.. tp keseluruhan materi....!!!
 Solusi nya!!!
1.      Kurikulum yang dirancang sekolah harus berorientasi pada lingkungan, sehingga siswa mengerti dan paham apa yang dihadapi masyarakat nya, bagaimana dinamika masyarakatnya terjadi.. dan mampu dengan pasti memecahkan masalahnya.
2.      Kurikulum yang di rancang sekolah harus memberikan pengentahuan wawasan wiyata mandala dalam pembelajaran. Sehingga mulai dari pendidikan dasar (SD) siswa sudah diajak untuk mengenal Negeri ini seutuhnya,... memikirkan negeri ini.. apa yang ingin di bangun di negeri ini... melalui cita cita kecil mereka.
3.      Guru harus menjadi orang yang berpikiran terbuka dengan hati yang terbuka untuk terus mengembangkan kompetensi diri nya sendiri.. sehingga mampu menjadi jembatan untuk menggapai cita cita anak didiknya..

D.    Arah lulusan lembaga pendidikan
Dimana pun tempatnya didunia ini, lulusan dari lembaga pendidikan adalah menjadi tenaga kerja ahli, serta enterpreneur muda ntuk negara nya.. lalu bagaimana dengan indonesia?? Tenaga kerja indonesia masih belum memenuhi standart dunia kerja?? Kenapa ini terjadi... jawabnya mudah.. karena apa yang diajarkan pada masa pendidikan sudah ketinggalan!!!! Apa indikasi nya...
·         Contohnya.. SMK/SMA yang mengajarkan program komputer.. program atau sofware yang di pakai ketika sekolah tidak di perbaharui.. di luar, program itu sudah diganti dengan generasi baru dengan interface yang berbeda.. lalu apa yang terjadi?? Bayangkan sendiri.... apa yang terjadi dengan lulusan tersebut!  sehingga lulusan dari lembaga pendidikan kita ketinggalan jauh... dunia  industri yang di pressure pemerintah untuk terus dan harus menyerap tenaga kerja, mau tidak mau, suka tidak suka harus memberikan training (pelatihan kerja).. banyangkan saja.. industri dapat tenaga kerja gak bagus, masih harus training pula.... dan harus meng gaji mereka...
Anda yang membaca ini sudah pasti mengerti efek berantai dari contoh indikasi tidak mampunya negeri ini dan komponen pendidikan merancang masa depan siswa nya... salah satunya guru yang tidak kompeten tapi memiliki hubungan kekerabatan di paksakan bekerja.. busuk sekali... anda yang guru MASIH SAJA TIDAK MERASA, KETIKA MEMBACA TULISAN INI!!!!
Pada suatu kesempatan almarhum KH. Abdurrahman Wahid pernah berkata kepada media.. Pada suatu jumpa pers ada 4 kepala negara termasuk beliau sendiri.. ini isi pernyataannya.......
“ wartawan : kapan rusia akan sejahtera mr.president?
“presiden rusia: 10 tahun lagi rusia sejahtera..
“wartawan: kapan perancis dapat mengurangi pengangguran mr. president?
“Presiden perancis: 8 tahun lagi pengangguran di perancis akan teratasi
“wartawan : kapan amerika sejahtera mr. President??
“presiden amerika : 5 tahun lagi semua rakyat amerika sejahter..
Wartawan: kapan indonesia sejahtera mr. President??
President indonesia: TUHAN YANG MENANGIS......
TERIMA KASIH TELAH MELUANGKAN WAKTU ANDA MEMBACA ARTIKEL INI... *H43131E*



Minggu, 31 Maret 2013

tinjauan analisis perkembangan kurikulum Indonesia


1.1  Latar Belakang

Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya kurikulum sebagaimana sentra kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara mendalam
Dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponenKomponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji buku kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari buku kurikulum tersebut kita dapat mengetahui fungsi suatu komponen kurikulum terhadap komponen-komponen kurikulum yang lain. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. dinamika perkembangan global; dan
j. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.



1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 1975 ?
1.2.2        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 1984 ?
1.2.3        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 1994 ?
1.2.4        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 2004 ?
1.2.5        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 2006 ?
1.2.6        Bagaimanakah kurikulum sejarah tahun 2013 ?

1.3  Tujuan

1.3.1        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 1975
1.3.2        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 1984
1.3.3        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 1994
1.3.4        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 2004
1.3.5        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 2006
1.3.6        Untuk mengetahui kurikulum sejarah tahun 2013



BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum tahun 1975 
Tujuan kurikulum 1975 adalah:
Agar pendidikan lebih efektif dan efesien, yang mempengaruhinya adalah konsep di bidang manajemen, yaitu MBO (Management by Objective) yang terkenal saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

Ruang lingkup kajiannya adalah :
Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat, gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
                  
            Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk
Dalam menyusun dan membakukan kurikulum 1975 digunakan beberapa prinsip yang memungkinkan sistem pendidikan di sekolah benar-benar lebih efisien dan efektif. Prinsip-prinsip itu adalah :
1.      Prinsip Fleksibilitas Program
2.      Prinsip Efektifitas dan Efisiensi
3.      Prinsip Berorientasi pada Tujuan
4.      Prinsip Kontuinitas, dan
5.      Prinsip Pendidikan Seumur Hidup.

Kurikulum SMP 1975 tersusun atas 3 (tiga) macam program pendidikan:  
1. Program Pendidikan Umum;
2. Program Pendidikan Akademis;
3. Program Pendidikan Keterampilan.
Program pendidikan umum wajib diikuti oleh semua siswa dan meliputi:
       Pendidikan Agama;
Pendidikan Moral Pancasila;
       Pendidikan Olahraga dan Kesehatan;
Pendidikan Kesenian.
Program pendidikan akademis wajib diikuti oleh semua siswa dan meliputi:
Bahasa Indonesia;
Bahasa Daerah;
Bahasa Inggris;
Ilmu Pengatahuan Sosial;
Matematika;
 Ilmu Pengetahuan Alam.

Program pendidikan keterampilan terdiri atas:
·         Pendidikan Keterampilan Pilihan Terikat, yang dapat dipilih di antara:
1.      Praktik Pendidikan Kesejahteraan Keluarga;
2.      Teknik
3.      Jasa;
4.      Agraria;
5.      Maritim;
6.      Industri;
7.      Kerajinan.
·         Pendidikan Keterampilan Pilihan Bebas, yang dapat dipilih di antara:
1.      Praktikum Ilmu Alam;
2.      Praktikum Ilmu Hayat;
3.      Konversasi-diskusi;
4.      Olahraga Prestasi;
5.      Kesenian;
6.      Usaha Kesehatan Sekolah

Dalam Kurikulum SMP 1975 dinyatakan bahwa pendidikan kependudukan diintegrasikan ke dalam bidang studi yang relevan. Jam pelajaran untuk setiap minggu untuk setiap kelas berjumlah 37 dengan ketentuan bagi kelas yang memberikan pelajaran bahasa daerah, jam pelajaran setiap minggu berjumlah 39.

Alokasi waktu untuk setiap bidang studi adalah seperti tampak pada tabel berikut:

Kurikulum 1975
Tabel. Struktur Kurikulum SMP 1975
Program
Bidang Studi
Kelas
I
II
III
1
2
1
2
1
2
Umum
1.         Pendidikan Agama
2
2
2
2
2
2
2.         Pend. Moral Pancasila
2
2
2
2
2
2
3.         Olahraga & Kesehatan
3
3
3
3
3
3
4.         Kesenian
2
2
2
2
2
2
Sub Jumlah
9
9
9
9
9
9
Akademik
5.         Bahasa Indonesia
5
5
5
5
4
4
6.         Bahasa Daerah*)
2
2
2
2
-
-
7.         Bahasa Inggris
4
4
4
4
4
4
8.         Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
4
4
4
9.         Matematika
5
5
5
5
5
5
10.     Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
4
4
4
Sub Jumlah
22
22
22
22
22
22
Sub Jumlah**)
24
24
24
24
24
24
Pendidikan Keterampilan
11.     Pilihan Terikat
6
-
6
-
6
-
12.     Pilihan Bebas
-
6
-
6
-
6
Jumlah jam pelajaran per minggu
37
37
37
37
37
37
Jumlah jam pelajaran per minggu**)
39
39
39
39
39
39




















2.2 Kurikulum tahun 1984
Yang membedakan dengan kurikulum 1975 dalam struktur program, adalah  masuknya mata pelajaran PSPB pada tahun 1984.
Masuknya mata pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) dilatarbelakangi kajian pemerintah yang melihat adanya kemerosotan pemahaman sejarah perjuangan bangsa di kalangan generasi muda. Dan penghayatan terhadap sejarah perjuangan bangsa pun dipandang perlu ditumbuhkan kembali. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Kurikulum 1984, berorientasi pada Tujuan. Artinya bahwa kurikulum disusun dalam bentuk tujuan yang berjenjang. Dalam kurikulum pemerintah menetapkan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran), yang memuat :
  1. Tujuan Kurikuler
  2. Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan
  3. Bahan Pengajaran
Guru diberi kewenangan menyusun TIK (Tujuan Instruksional Khusus), yang merupakan penjabaran dari TIU.
Semua Proses Belajar Mengajar (PBM), hanya memiliki satu orientasi, yakni mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karena itulah TIK bersifat khusus, dijabarkan ke dalam kata kerja operasional yang terukur keberhasilannya.
Dalam mencapai TIK, digunakan pendekatan keterampilan proses yang bertujuan mengaktifkan siswa dalam belajar. Karena yang aktif siswa, maka model pembelajaran yang sesuai adalah CBSA (cara belajar siswa aktif). Dalam CBSA terjadi Student Centered Learning.
Untuk beberapa waktu, model CBSA ini bisa diterima oleh masyarakat. Dianggap sebagai sebuah model yang baik. Tetapi zaman terus berkembang. Dunia terus mengglobal. Pasar bebas pun tak bisa dihindari.
Implikasi dari pasar bebas adalah bebasnya produk dari negara satu masuk ke negara lain. Jika tidak ingin kalah dalam persaingan, maka pemerintah harus mampu membuat produk yang berkualitas. Jika produk sebuah negara kalah kualitas dibandingkan dengan produk negara lain yang masuk, untuk barang yang sama, maka dipastikan masyarakat memilih barang negara lain yang lebih berkualitas. Sementara untuk menghasilkan barang-barang yang berkualitas, dibutuhkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas pula. Dan persoalan ini kembalinya ke sekolah.
Sekolah sebagai sebuah lembaga harus menghasilkan out-put yang mampu memenuhi kebutuhan pasar. Mampu mengikuti perkembangan zaman, baik dari sisi pengetahuan, keterampilan, sikap maupun teknologi.



Telaah Kurikulum 1984
Tujuan
v  Untuk mengembangkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa dalam melihat hubungan manusia dengan hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Isi
1.      Pelaksanaan pendidikan sejarah dan perjuangan bangsa
2.      Penyesuaian program dan struktur program kurikulum yan berpola rogram inti dan program pilihan
3.      Pemilighan kemampuan dasar, keterpaduan dan keserasian antara matra kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4.      Melaksanakan pengajaran yang mengarah pada belajar tuntas dan disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing anak didik
5.      Mengadakan program studi baru yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan lapangan
Ruang lingkup
1.      Pemerintah
2.      Sekolah
3.      Siswa  dan guru

Kurikulum 1984
Struktur Kurikulum SMP 1984

Program
Bidang Studi
Kelas
I
II
III
1
2
1
2
1
2
Pendidikan Umum
1.         Pendidikan Agama
2
2
2
2
2
2
2.         Pend. Moral Pancasila
2
2
2
2
2
2
3.         PSPB
-
2
-
2
-
2
4.         Pend. Olahraga & Kesehatan
3
3
3
3
3
3
5.         Pendidikan Kesenian
2
2
2
2
2
2
Sub Jumlah
9
11
9
11
9
11
Pendidikan Akademik
6.         Bahasa Indonesia
5
5
5
5
5
5
7.         Bahasa Daerah*)
(2)
(2)
(2)
(2)
(2)
(2)
8.         Bahasa Inggris
4
4
4
4
4
4
9.         Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
4
3
3
10.     Matematika
6
4
6
4
6
4
11.     Ilmu Pengetahuan Alam
a.   Fisika
3
3
2
2
2
2
b.   Biologi
3
3
3
3
3
3
Sub Jumlah
25
25
24
24
23
23
Sub Jumlah**)
27
27
26
26
25
25
Pendidikan Keterampilan
12.     Pendidikan Keterampilan
4
4
4
4
4
4
Jumlah jam pelajaran per minggu
38
38
37
37
36
36
Jumlah jam pelajaran per minggu**)
40
40
39
39
38
38

Catatan :
*)   Bagi Daerah / Sekolah yang menyelenggarakan Bahasa Daerah
**) Termasuk Bahasa Daerah


Catatan :
*)   Bagi Daerah yang menyelenggarakan Bahasa Daerah
**) Termasuk Bahasa Daerah


2.3 KURIKULUM 1994
Yang membedakan dengan kurikulum 1984 adalah menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)
Orientasi pembelajaran terletak pada Pengalaman Belajar. Artinya bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan siswa merasakannya sebagai sebuah pengalaman, yang membuatnya selalu mengingat pelajaran tersebut
GBPP pada kurikulum 1994, berbentuk uraian, yang meliputi:
  1. Tujuan
  2. Pokok Bahasan dan
  3. Subpokok Bahasan beserta uraian kegiatan.
Tujuan, merupakan tolok ukur pengalaman belajar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok Bahasan.
Pokok Bahasan/subpokok bahasan, merupakan materi pokok yang akan dibahas secara teratur berdasarkan pembagian cawu (catur wulan) dan sekaligus sebagai petunjuk tingkat kedalaman serta keluasan materi yang diuraikan dan cara pembelajarannya.
Uraian kegiatan dalam pokok bahasan/subpokok bahasan bukan merupakan urutan, tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Alokasi waktu hanya disajikan untuk setiap cawu agar guru leluasa mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan untuk setiap pokok/subpokok bahasan. Sementara pada kurikulum terdahulu, alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan sudah dipatok, guru tinggal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.
Rincian minggu efektif setiap cawu sebagai berikut: Cawu 1 = 12 minggu, cawu 2 = 12 minggu dan cawu 3 = 10 minggu. Khusus cawu 3 kelas 3 hanya ada 8 Minggu efektif.
Pendekatan pembelajaran dalam pelaksanaan KBM, diharapkan guru menerapkan prinsip belajar aktif. Yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial.
Metode, Penilaian, dan sarana yang seharusnya digunakan dalam KBM dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Kelihatannya ini sebuah kurikulum ideal, yang memberikan ruang gerak cukup luas bagi guru untuk memperkembangkan dirinya.
Telaah kurikulum 1994
      Yang membedakan dengan kurikulum 1984 adalah menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1994.
      Orientasi pembelajaran terletak pada Pengalaman Belajar.

TUJUAN KURIKULUM :
      Pengalaman belajar yang harus dicapai oleh siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok Bahasan.
      Model pembelajarannya pun diharapkan berbentuk CTL (Contextual Teaching and Learning).
ISI KURIKULUM :
      Pengalaman Belajar.
      Menghilangnya mata pelajaran PSPB pada tahun pelajaran 1996, dan berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan).

RUANG LINGKUP : Siswa, guru



SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SLTP) 

SD/SMP                       Jenjang dan kelas                                           I            II        III
1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan                                 2          2          2
2. Pendidikan agama                                                                           2          2          2
3. Bahasa Indonesia                                                                            6          6          6
4. Matematika                                                                                     6          6          6
5. Ilmu Pengetahuan    Alam (IPA)                                                    6          6          6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)                                                       2          2          2
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan                                                2          2          2
9. Bahasa Inggris                                                                                4          4          4
10.  Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)                                     6          6          6
JUMLAH                                                                                            42        42        42 

2.3 Telaah kurikulum KBK 2004
Tujuan kurikulum
1.      Pencapaian target kompetensi ( attainment targets ) daripada penguasaan materi
2.      Mengakomodasi kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia
3.      Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk melaksanakan dan mengembangkan program-program pembelajaran sesaui dengan kebutuhan
Isi kurikulum
1.      Dijadikan acuan secara nasional dalam mengembangkan mata pelajaran di ,masing-masing daerah.
2.      Memudahkan daerah untuk mengembangkan mata pelajaran sesuai dengan lingkungannya .
3.      Memberi peluang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kompetensinya.
4.      Memudahkan guru dalam menentukan materi pembelajaran.
5.      Meningkatkan kreativitas dalam proses belajar dan memudahkan system evaluasi.
Ruang lingkup
1.      Berbasis Kelas.
2.      Berbasis Sekolah.
Prosedur pengembangan
v  Guru dan sekolah diberi leluasa untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kompetensinya.

KOMPONEN
SKBM/KKM
A. MATA PELAJARAN / TINGKAT KELAS
VII
VIII
IX
1. Pendidikan Agama
70.0
70.0
70.0
2. Pendidikan Kewarganegaraan
68.0
70.0
70.0
3. Bahasa Indonesia
70.0
70.0
72.0
4. Bahasa Inggris
65.0
67.5
67.5
5. Matematika
60.0
65.0
67.5
6. Ilmu Pengetahuan Alam
60.0
65.0
68.0
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
65.0
67.0
70.0
8. Seni Budaya
67.5
70.0
70.0
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
70.0
70.0
70.0
10. Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK)
65.0
65.0
70.0


2.4 kurikulum tahun 2006
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).[1]
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat:
  • kerangka dasar dan struktur kurikulum,
  • beban belajar,
  • kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
  • kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

MATA PELAJARAN IPS UNTUK SMP KURIKULUM 2006

Nama Sekolah                         : SMP / MTs
Mata Pelajaran            : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Kelas / Semester                      : VII / 1 dan 2
Standart Kompetensi              : 5. Memahami Perkembangan Masyarakat Sejak Masa Hindu-Budha Sampai Masa Kolonial Eropa

Kompetensi dasar
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Jenis
Bentuk Instrument
Contoh Instrument
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
5.1 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan,
dan pemerintahan
pada masa
Hindu-Buddha
serta peninggalannya
Perkembangan agama dan
Kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Membaca referensi
dan mendeskripsikan
perkembangan agama dan
kebudayaan Hindu-Buddha
di Asia
Mendeskripsikan
Perkembangan agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha
di India
6 x 40
Buku Ilmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
Proses masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Membaca dan mengamati
buku referensi tentang
masuk dan berkembangnya
agama serta kebudayaan
Hindu-Buddha di Indonesia
Mendeskripsikan proses
masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan proses masuknya agama Hindu-
Buddha ke Indonesia
Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia dan peninggalan
Sejarahnya
Membaca buku referensi dan menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha
di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Tes tertulis
Tes pilihan
Ganda
Menjelaskan tentang factor-faktor yang memengaruhi kerajaan
Sriwijaya sehingga dapat
Berkembang menjadi kerajaan yang besar
Ciri-ciri peninggalan sejarah bercorak Hindu-
Buddha di berbagai daerah
Berdasarkan bukti arkeologis
Mengamati gambar untuk
Mengenal peninggalan
Sejarah kerajaan-kerajaan
Hindu-Buddha di Indonesia.
Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah berdasarkan bukti arkeologis.
Penugasan
Tugas
Rumah
Mengumpulkan gambar-gambar peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan mengelompokkan masing-masing sesuai dengan corak agamanya






5.2 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam di Indonesia
serta peninggalan-peninggalannya

Proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
Membaca buku referensi
Tentang proses dan
Berkembangnya Islam di
Indonesia
Melacak proses masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
Tes tertulis
Tes pilihan
Ganda
Tes uraian
Menjelaskan masuknya agama Islam di Indonesia
terjadi melalui ....
a. proses perdagangan
b. perluasan wilayah
c. perebutan pengaruh
d. pengembangan kebudayaan
Faktor-faktor yang mendukung berkembangnya Islam di Indonesia
8 x 40
Buku lmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
Peta jalur masuk dan
Berkembangnya Islam di
Indonesia
Mengamati peta jalur
Penyebaran Islam serta
Diskusi membahas daerah-daerah yang dipengaruhi
agama Islam
Membaca dan membuat peta jalur masuk dan
Berkembangnya Islam di Indonesia
Penugasan
Tugas
Rumah
Membuat peta jalur penyebaran Islam dan daerah-daerah yang dipengaruhi agama Islam
Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Membaca buku referensi
dan menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Menyusun kronologi
Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan faktor-faktor penyebab kerajaan Aceh
dapat berkembang pesat
Ciri-ciri kerajaanIslam di Indonesia
Membaca referensi tentang ciri-ciri kerajaan Islam di
Indonesia
Mengidentifikasi ciri-ciri
kerajaan Islam di Indonesia
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan struktur masyarakat pada masa
kerajaan-kerajaan Islam
Peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia
Mengamati gambar - gambar dan tanya jawab
Tentang peninggalan sejarah bercorak Islam di
berbagai daerah di Indonesia
Mengidentifikasi peninggalan sejarah bercorak Islam di Indonesia
Observasi
Membuat
Laporan
Mengamati dan membuat
laporan pada situs sejarah di daerahnya
5.3 Mendeskripsikan
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan,
dan pemerintahan
pada masa
Kolonial
Eropa
Jaringan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa
Melacak jaringan perdagangan dan pelayaran
yang menghubungkan Asia-Eropa
Mendeskripsikan jaringan
Perdagangan dan pelayaran
yang menghubungkan Asia-Eropa
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
Berkembangnya perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
6 x 40
Buku lmu
Pengetahuan
Sosial Sejarah
Kelas VII
Atlas
sejarah
Foto atau
gambar
sejarah
Posisi dan peranan Indonesia dalam jaringan
Perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
Membaca buku referensi tentang posisi dan peranan Indonesia dalam jaringan
Perdagangan dan pelayaran
Asia-Eropa
Mengidentifikasi posisi dan peranan Indonesia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa
Tes tertulis
Tes uraian
Menjelaskan posisi dan peranan Indoensia dalam jaringan perdagangan dan pelayaran Asia-Eropa
Proses perubahan jaringan perdagangan dan pelayaran setelah jatuhnya Malaka tahun 1511 Indonesia di bawah kekuasaan Kolonial
Eropa
Membaca referensi tentang
Jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis tahun 1551 dan menelusuri akibat yang ditimbulkan bagi perubahan jaringan perdagangan dan pelayaran
Membaca referensi Tentang perkembangan
Kehidupan masyarakat,
kebudayaan, dan pemerintahan
pada
masa kolonial
Eropa.

Mendeskripsikan proses perubahan jaringan
Perdagangan dan pelayaran setelah jatuhnya Malaka tahun 1511
Mendeskripsikan Indonesia di bawah kekuasaan bangsa Eropa



Tes tertulis
Penugasan
Tes uraian
Tugas
rumah
Menjelaskan akibat jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511 bagi perdagangan dan pelayaran
Membandingkan perbedaan kehidupan pemerintah sebelum dan
Sesudah kolonial Eropa



2.5  KURIKULUM 2013
A.    Komponen rancangan Kurikulum 2013
·            Kurikulum 2013 disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan
·            Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran 
·             Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran
·             Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12  dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran:  -TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri -Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya  -Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
·             IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
·            Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa   8 Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian










B.     Struktur Kurikulum 2013
MATA PELAJARAN                                 ALOKASI WAKTU  PER MINGGU [JP]
 VII                 VIII                 IX
 Kelompok A     
1. Pendidikan Agama                                                 2                      2                     2
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan         3                      3                      3
3. Bahasa Indonesia                                                    6                      6                      6
4. Matematika                                                             5                      5                      5
5. Ilmu Pengetahuan Alam                                         5                      5                      5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial                                         4                      4                      4
 7. Bahasa Inggris                                                       4                      4                      4
Kelompok B    
1. Seni Budaya (termasuk muatan lokal)                    3                      3                      3
2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga,
dan Kesehatan  (termasuk muatan lokal)                    3                       3                     3
3.  Prakarya  (termasuk muatan lokal)             3                     3                     3
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu                             38                   38                    38

Keterangan:  Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka  (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.


C.   Beban Belajar
Beban belajar di SMP/MTs untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP/MTs adalah 40 menit.
Dalam struktur kurikulum SMP/MTs ada penambahan jam belajar per minggu dari semula 32, 32, dan 32 menjadi 38, 38 dan 38 untuk masing-masing kelas VII, VIII, dan IX.  Sedangkan lama belajar untuk setiap jam belajar di SMP/MTs tetap yaitu 40 menit.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon peserta didik karena mereka belum terbiasa.Selain itu, bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial
KELAS: VII  
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1.      Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala  perubahannya
1.2 Menghargai ajaran agama dalam berfikir dan berperilaku sebagai penduduk Indonesia dengan mempertimbangkan kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik dalam masyarakat
1.3 Menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dan lingkungannya

2.      Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
2.1 Menunjukkan perilaku bijaksana dan bertanggungjawab, peduli, santun dan percaya diri sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh-tokoh pada masa penjajahan dan gerakan kebangsaan dalam menumbuhkan rasa kebangsaan
2.2 Berperilaku jujur, sopan, estetikadan memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik
2.3 Menunjukkan perilaku peduli, gotongroyong, tanggungjawab dalam berpartisipasi penanggulanganpermasalahan lingkungan hidup

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1 Memahami aspek keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu dalam lingkup nasional serta perubahan dan keberlanjutan kehidupan manusia (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan politik)
3.2 Mendeskripsikan perubahan masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan serta perubahan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik
3.3 Mendiskripsikan fungsi dan peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik  dalam masyarakat
3.4 Mendeskripsikan bentuk-bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4.1 Menyajikan hasil olahan telaah tentang peninggalan kebudayaan dan fikiran masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan tumbuhnya semangat kebangsaan dalam aspek geografis, ekonomi, budaya, pendidikan dan politik yang ada di lingkungan sekitarnya
4.2 Menggunakan berbagai strategi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi  peran kelembagaan sosial, budaya, ekonomi dan politik di lingkungan masyarakat sekitar
4.3 Menyajikan hasil pengamatan tentang bentuk- bentuk dan sifat dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar.




Telaah dari masing masing kurikulim dari tahun 1975 – 2013 adalah sebagai berikut :
Kurikulum tahun 1975
Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 75’ adalah
Program
Bidang Studi
Kelas
I
II
III
1
2
1
2
1
2

8.         Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
4
4
4


Kurikulum tahun 1984
Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 84 adalah
Program
Bidang Studi
Kelas
I
II
III
1
2
1
2
1
2
9.         Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
4
3
3

Mata pelajaran yang berbeda dari kurikulum sebelumnya :
·        Masuknya mata pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa).

Kurikulum tahun 1994
Alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran kurikulum 94 adalah

Perbedaan dari semua kurikulum tahun 1975 -2006 SMP kelas VII

PERBEDAAN
1975
1984
1994
2004 (KBK)
2006 (KTSP)
Menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif
Masuknya mata pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa)
Menghilangnya mata pelajaran PSPB
Kompetensi ini dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan pelajaran secara kontekstual
Kurikulum yang biasanya sudah berupa ‘buku paket’ seragam yang dibuat oleh pemerintah pusat, tidak ada lagi
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
Berorientasi pada Tujuan instruksional
Berubahnya mata pelajaran PMP menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan)

Model pembelajaran adalah Contextual Teaching and Learning
Mendorong terwujudnya otonomi penyelenggaraan pendidikan oleh Sekolah
Teacher Centered Learning
Guru diberi kewenangan menyusun TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
Orientasi pembelajaran terletak pada Pengalaman Belajar
Munculnya Pembiasaan dalam struktur Tujuan, Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan beserta uraian kegiatan yang terdapat dalam Kurikulum 1994 diganti dengan Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada
Berorientasi pada materi
GBPP memuat Tujuan Kurikuler, Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Bahan Pengajaran

GBPP berbentuk uraian, yang meliputi Tujuan, Pokok Bahasan dan Subpokok Bahasan beserta uraian kegiatan.

Diarahkan untuk mendorong individu belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar

Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran

Semua Proses Belajar Mengajar (PBM), hanya memiliki satu orientasi, yakni mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Alokasi waktu hanya disajikan untuk setiap cawu agar guru leluasa mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan untuk setiap pokok/subpokok bahasan
Guru tidak hanya mengajar dengan dengan metode ceramah saja tetapi menggunakan metode yang lebih bervariasi


Student Centered Learning
Metode, Penilaian, dan sarana yang seharusnya digunakan dalam KBM dapat ditentukan oleh guru sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
Menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan


Alokasi waktu untuk setiap pokok bahasan sudah dipatok, guru tinggal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
Mulai digunakan sistem caturwulan disekolah untuk membagi tahapan pelajaran











BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan